1.
Jelaskan mengenai prinsip-prinsip dasar Sosiologi Industri, berdasarkan
tekanan pandangan struktur sosial !
Jawab :
lmu sosiologi adalah untuk
meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya. ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta
sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas
sosial. Jadi Sosiologi industri adalah tindakan-tindakan yang menyangkut aturan
aturan yang telah dibuatnya sendiri antara individu yang berada dalam industri.
(Ebook. Hendra. Dipublishing 07 mei 2012. hal 1)
Sosiologi memusatkan perhatian kepada
tindakan-tindakan manusia yang terbingkai dalam sejumlah aturan-aturan yang
dibangun oleh sekumpulan manusia itu sendiri. Tindakan manusia juga terbingkai
di dalam struktur sosial. Sistem sosial meliputi realitas yang ada diberbagai ruang,
misalkan kelompok buruh, industri secara umum.
Untuk membahas industri sebagai struktur sosial, digunakan persfektif stuktural
fungsional. Pelembagaan industri sebagai sistem sosial agar tetap eksis harus
memenuhi beberapa syarat fungsionalnya sebuah sistem sosial yaitu
; pertama, pencapaian tujuan utama dalam sistem, sehingga konflik yang
bisa merusak sistem dapat dihindari.kedua,sistem sosial harus mampu melindungi
diri dari gangguan dari luar. Misalkan berdirinya organisasi buruh, sedemikian
rupa pihak manajemen akan melakukan pendekatan-pendekatan untuk memimalisir
gangguan,begitupun dengan persaingan usaha. ketiga, sistem sosial harus menjamin
partisipasi setiap anggota dalam sistem.Begitu juga dalam industri sistem harus
memberikan ruang bagi anggota untukmengaktualisasikan dirinya. keempat, kemunikasi
yang memadai antara anggota dalam ruang industri. kelima, konsensus dalam kepercayaan, nilai-nilai
dan ketentuan-ketentuan (Scneider,1986:3.).
a.
Masyarakat memiliki suatu
kebutuhan yang paling mendasar, yaitu keinginan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
b.
Keinginan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya tersebut diwujudkan dalam bentuk berbagai
usaha, untuk mencapai tujuan dan hal tersebut akan meningkatkan kompleksitas
struktur masyarakat
c.
Struktur sosial dibedakan
sesuai dengan fungsinya yang dibentuk oleh berbagai elemen yang
berpindah-pindah untuk mencapai tujuan yaitu mempertahankan
kelangsungan-kelangsungan hidup.
(G.
kartoesa, SH. 1985. Hal 17)
2.
Bagaimana yang diaksud pandangan Sosiologi Industri mengenai sistem
produksi :
A.
Produksi primer
B.
Produksi GILDA
C.
Produksi putting out
Jawab :
a. Produksi primer
Sistem
produksi primer banyak terdapat pada masyarakat agraris, biasanya terdiri dari
suatu keluarga luas yang terdiri dari generasi pertama sampai generasi
berikutnya. Kedudukan mereka dalam pekerjaan ditentukan oleh pertalian darah.
Pembagian kerja rendah, hanya berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hubungan
mereka lebih bersifat sosial. Pekerjaan sistem produk ini sepenuhnya tergantung
kepada kebaikan alam. Seluruh hasil produksi untuk kepentingan konsumsi,
persediaan paceklik dan dibarter dengan kebutuhan yang tidak dapat diproduksi
sendiri. Sistem produksi ini lebih ditunjukkan bagi ketercukupan sandang,
pangan dan papan. Sistem ini sebagian tergantung pada pihak lain karena tanah
yang dikerjakan bukan miliknya sendiri atau pertimbangan keamanan. (E-jurnal.H Purnomo. 2012. hlm.1-2)
b. Produksi GILDA
Gilda
berukuran lebih kecil dari sistem produksi primer, merupakan sarana pelarian
bagi petani karena berbagai sebab. Pada prinsipnya petani datang ke gilda harus
diterima dan biasanya sudah berbekal keterampilan. Gilda mempunyai dua tujuan
utama yang sangat berlawanan dengan tujuan-tujuan sistem industri. Pertama,
gilda berusaha memelihara persamaan hak, sekurang-kurangnya antar pemilik
perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, gilda berusaha mencegah bertumbuhnya
pemilik perusahaan yang terlalu kaya. Tujuan kedua sistem gilda adalah untuk
mempertahankan posisi ekonominya dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan
ini,digunakan beberapa cara. Untuk menjaga agar perusahaan tetap
berjalan,gilda-gilda memutuskan bahwa jam kerja harus berlangsung selama
mungkin. Pekerjaan tidak dibagi-bagi di kalangan anggota gilda berdasarkan
spesialisasi teknis. (Drs. J.L Ginting. 1986, Hal
35)
c. Produksi Putting out
Jumlah saudagar kaya dan kuat
menjadi semakin besar. Kekayaannya diperoleh dari perdagangan luar negeri,
jarahan di negara koloni, memonopoli perdagangan, dan menghancurkan gilda yang
terdapat di negara koloni. Dengan semakin besarnya pasar di luar negeri, gilda
tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar sehingga pedagang memanfaatkan petani.
Pada awalnya petani harus menyediakan alat dan modal sendiri, tetapi pada
perkembangan berikutnya, alat, modal, dan pemasaran ditangani oleh pedagang.
Sistem produksi putting-out runtuh karena sulitnya mengontrol ketepatan
penyelesaian produksi, beragamnya waktu penyelesaian produksi, sukarnya
mengontrol (pengawasan), serta sulitnya melakukan pembagian dan penggunaan
mesin baru sehingga sulit menekan biaya produksi atau meningkatkan produksi. (Drs.
J.L Ginting. 1986, Hal 41)
3. Uraikan
secara sistematis dalam pandangan :
A.
Pandangan sosiologi industry tentang pengertian buruh
dan peranan buruh
B.
Kehidupan buruh berdasarkan jenis pekerjaaannya
Jawab
:
a.)
- Pengertian
Buruh
Buruh
identik dengan kondisi ketidakadilan, kebobrokan dan kemeralatan. Istilah lain
dari buruhyaitu karyawan, worker, laborer, dan tenaga
kerja. Tenaga kerja adalah manusia yang menggunakan tenaga atau kemampuannya
untuk mendapat balasan berupa material (uang) maupun non material (jabatan,status,prestise)
dari pemberi kerja atau majikan. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam UU No.13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal
1 Ayat 2 tentang Ketenagakerjaan. Karena itu, terdapat
kecenderungan umum untuk mengganti istilah buruh dengan istilah pekerja
(worker) untuk menyebut mereka yang bekerja di pabrik. Di Indonesia, mereka
disebut sebagai karyawan. (Soekanto,
2009:212)
-
Peran
Buruh
Peranan
merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Pekerja
pabrik pada masa revolusi industri bukan hanya terdiri dari pria usia kerja
saja, tetapi juga mulai dari anak-anak, gadis sampai ibu-ibu yang sudah tua
renta. Jika buruh sakit atau mendapat kecelakaan kerja pabrik
tidak mau menanggung biayanya bahkan yang bersangkutan dipecat karena
dianggaptidak mampu melaksanakan tugas dengan baik dan hati-hati. Pekerja
dengan upah sangat minim dipaksa bekerja mati-matian, lembur terus-menerus
tanpa jaminan, sedangkan pengusaha mendapat keuntungan sangat banyak. Kedudukan
buruh saat ini cukup baik dan kuat karena dapat mempengaruhi aturan bahkan
memaksa pengusaha dan penguasa.Karl Marx menganjurkan kepada kaum buruh yang
sering disebut kaumproletar di seluruh dunia untuk bersatu dan
secara aktif melawan eksploitasi kelas kapitalis yang selama ini menghisapnya.
Robohnya kelas atas (kapitalis) merupakan pertanda munculnya suatu jenis
masyarakat baru, yakni masyarakat sosialis atau komunis. (Soekanto, 2009
:213)
b.) Kehidupan buruh berdasarkan jenis Pekerjaannya
Setiap pekerjaan pada prinsipnya terdiri
dari satuan-satuan kegiatan yang berbeda, tergantung pada kondisi benda asal
yang akan diubah. Setiap benda membutuhkan alat atau peralatan, yaitu sarana
fisik yang dikembangkan dan dipakai manusia untuk membantu memudahkan
pekerjaannya.
Dalam rutinitas buruh di pabrik dapat dibedakan dengan jenis
pekerjaan yaitu sulit, relatif mudah, dan relatif sangat mudah. Dengan menitik beratkan adanya teknologi berupa mesin
di industri, merutinkan proses produksi sampai kepada tingkat maksimal. Buruh
telah dikatakan di ubah menjadi automaton atau sebuah robot yang melaksanakan
tugasnya dengan cara sama yang tidak pernah berubah. Pabrik menempatkan mekanisme kerja sebagai
cara yang menjamin tercapainya tujuan secara efektif dan efisien (Schneider,1986:192)
4. Jelaskan
mengenai kedudukan buruh di pabrik secara vertikal (stratifikasi sosial) dan
secara horizontal (diferensiasi sosial) !
Jawab :
Pekerjaan
adalah satuan kegiatan yang saling berhubungan untuk mengubah satu wujud benda
ke wujud benda lainnya yang memiliki nilai pakai dan nilai tukar. Setiap
pekerjaan pada prinsipnya terdiri dari satuan-satuan kegiatan yang berbeda,
tergantung pada kondisi benda asal yang akan diubah. Buruh
adalah pihak paling potensial mengalami kelelahan secara fisik yang dapat
terlihat dari beberapa karakteristik, yaitu umumnya buruh bekerja sambil
berdiri, mereka bekerja dengan banyak menggerakkan tangan dan kaki, beberapa di
antaranya juga banyak menggunakan indra mata dan penciuman. Dari satu segi, pabrik dapat dipandang sebagai unit
sosial. Karena itu, sebagaimana keluarga atau masyarakat, ia memiliki struktur
sosial. Para anggotanya dapat dibedakan secara vertikal (stratifikasi) dan secara
horizontal (diferensiasi). (Parker,1992.
hlm 84)
a.
Stratifikasi
(Vertikal)
Stratifikasi
sosial masyarakat industri modern memiliki 2 bentuk yaitu kelas dan
status.Kelas menunjukkan pembagian atas posisi ekonomi masyarakat, sedangkan
status sosial menunjukkan tingkat posisi seseorang atau kelompok yang
didasarkan beberapa faktor seperti perbedaan prestise, penghargaan atau
kehormatan sosial yang diberikan kepada anggotanya.Dalam sebuah perusahaan
sebuah hierarki kekuasaan pada hakikatnya bekaitan dengan tingkat status
kekuasaan yang diwujdkan dalam struktur jabatan dengan perbedaan dalam kondisi
kerja yang didapat dalam masing-masing tingkatan kerja, jabatan dalam industri
adalah salah satu dasar status tertentu dalam komunitas. (Parker,1992. hlm 84-85)
Huaco
(1970) berasumsi masyarakat industri yang memiliki sistem stratifikasi akan
mendorong tejadinya persaingan untuk mendapatkan prestasi.Secara vertikal,
pabrik terdiri dari tiga kelompok industrialis atau pengusaha pada puncak
stratifikasi. Pengusaha dapat dibagi dalam subkelompok pemilik sekaligus
pengusaha (manajemen) dan pemilik tanpa jabatan struktural dalam perusahaan. Manajemen,
pengendali utama kegiatan pabrik sehari-hari yang kekuasaannya bersumber pada
profesional dan kepemilikan. Manajemen dapat dibagi dalam subkelompok manajemen
puncak (top management), manajemen menengah (middle management), staf pendukung
(supporting staff). (Parker,1992.
hlm 85-86)
Buruh
tidak memiliki modal, alat produksi, keterampilan otak yang memadai. Buruh
dapat dikelompokkan dalam subkelompok manajemen tingkat pertama, kepala regu,
buruh massal.Manajer lebih suka mengangkat mandor dari luar dengan pertimbangan
memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengoperasikan dan atau mengawasi
mesin dan pekerjaan pada umumnya, lebih mudah berkomunikasi dengan pihak
manajer, dan lebih loyal kepada manajer. (Parker,1992.
hlm 86-88)
b.
Diferensiasi
(Horisontal)
Secara
horizontal sebenarnya setiap buruh massal berada dalam kedudukan yang sama, hal
yang membedakan adalah spesifikasi bidang tugas dan atau divisi asal buruh yang
ada di pabrik. Ada beberapa pengecualian kecil, yaitu dalam beberapa kasus
terjadi hubungan buruh yang bersifat silang. Selain pemimpin formal dalam
pabrik, kadang-kadang ada pemimpin informal dan kadang-kadang ada juga
peraturan nonformal yang disepakati bersama. Pelanggaran terhadap kesepakatan
non-formal akan mendapat sanksi sosial dari para buruh. (Berg,Ivar. 1979. Hal 64-65)
Bagaimanakah
yang dimaksud pandangan sosiologi industri terhadap gerakan buruh dan serikat
buruh
(Trade Union) ?
Berdasarkan kategorisasinya !
Jawab :
Menurut UU No. 21 Tahun 2000 Pasal 4
ayat 1, serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang didirikan oleh
dari dan untuk pekerja di dalam atau di luar perusahaan, milik negara atau
pribadi, yang bersifat tidak terikat, terbuka, independen dan demokratis dan
dapat dipertanggungjawabkan untuk memperjuangkan, membela dan melindungi
hak-hak dankepentinganpekerja, maupununtukmeningkatkan kesejahteraan pekerja
dan keluarganya.Serikat buruh merupakan asosiasi para buruh yang
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sosial buruh.
Serikat buruh merupakan representasi dari masing-masing anggotanya untuk
melakukan negosiasi dengan pengusaha terkait dengan semua aspek yang terkandung
dalam kontrak kerja, persoalan upah dan kondisi kerja yang diinginkan para
buruh umumnya, menuntut kontrak kerja yang tegas dan jelas.
Dalam teori
‘’determinist’’ dan voluntaris’’ serikat buruh adalah perangkat
perubahan sosial.Konsep ‘’determinist’’menyatakan kegiatan serikat buruh
merupakan tanggapan terhadap masalah ekonomi, politik dan sosial diluar tubuh
organisasi serikat buruh.Konsep ‘’voluntarist’’mengatakan sikap militan serikat
buruh adalah faktor meningkatnya kesejahteraan ekonomi kaum buruh. (Sumber Parker,1992. hlm 194)
Menurut (Parker.1992. hal 194-195) Adapun
kategorisasi serikat buruh di inggris membagi 5 tipe Trade Unions yaitu:
1.
General Union
Organisasi
yang memiliki banyak anggota pada beberapa perusahaan industri dan merupakan
bentuk gabungan beberapa serikat yang kecil-kecil.
2.
Single-Industry Unions
Para
pekerja skill canderung mendominasi organisasi karena lebih terorganisir.
3.
Skilled Unions
Para
anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki keterampilan tertentu.
4.
Craft Unions
Selain
pekerja skill,pekeja semi skill masuk kedalam serikat.
5.
White-Collar Unions
Meliputi
tenaga kerja klerk, supervisor, tenaga administrasi dan tenaga-tenaga teknisi.
DAFTAR PUSTAKA
Berg,Ivar. 1979. Industrial Sociology. Prentice –Hall,
Inc.Englewood Cliffs,N.J.07632. hal 64-65
Drs. J.L Ginting, Sosiologi Industri Edisi Kedua :
1986, Hal 35
Drs. J.L Ginting, Sosiologi Industri Edisi Kedua :
1986, Hal 41
Hendra. 2012.
Sosiologi Industri. Scribd Publising. Diakses 07 Mei 2012, dari Scribd Library. Halaman 1. Diakses 08 April 2016. Jam 15.00
Parker,1992. Sosiologi Industri .Jakarta .PT.RINEKA
CIPTA.hlm 84-88
Parker,1992. Sosiologi Industri .Jakarta .PT.RINEKA
CIPTA.hlm 194-196
Purnomo. H, July 2012, Produksi Masyarakat Madani. Volume
17, No. 3, hal 1-2. e-journal.upsgrsmg.ac.id., 10 July 2013. Diakses 07 April 2016. Jam 19.00
Republik Indonesia, 2000. Undang-undang serikat pekerja/serikat buruh,
Jakarta: Sekretariat Negara.
UU
No. 21 Tahun 2000 Pasal 4 ayat 1
Schneider, Eugene V. 1986. Sosiologi industry.
Jakarta
: Aksara Persada Hal : 192 dan 7.
Diterjemahkan oleh J.L. Ginting
Soerjono
Soekanto; 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers Jakarta. Hal : 212-213
Tidak ada komentar:
Posting Komentar