Selasa, 26 April 2016

sosiologi industri








1.      Jelaskan mengenai prinsip-prinsip dasar Sosiologi Industri, berdasarkan tekanan pandangan struktur sosial !

Jawab :
 
lmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial. Jadi Sosiologi industri adalah tindakan-tindakan yang menyangkut aturan aturan yang telah dibuatnya sendiri antara individu yang berada dalam industri. (Ebook. Hendra. Dipublishing 07 mei 2012. hal 1)
Sosiologi memusatkan perhatian kepada tindakan-tindakan manusia yang terbingkai dalam sejumlah aturan-aturan yang dibangun oleh sekumpulan manusia itu sendiri. Tindakan manusia juga terbingkai di dalam struktur sosial. Sistem sosial meliputi realitas yang ada diberbagai ruang, misalkan kelompok buruh, industri secara umum.
Untuk membahas industri sebagai struktur sosial, digunakan persfektif stuktural fungsional. Pelembagaan industri sebagai sistem sosial agar tetap eksis harus memenuhi beberapa syarat fungsionalnya sebuah sistem sosial yaitu ; pertama, pencapaian tujuan utama dalam sistem, sehingga konflik yang bisa merusak sistem dapat dihindari.kedua,sistem sosial harus mampu melindungi diri dari gangguan dari luar. Misalkan berdirinya organisasi buruh, sedemikian rupa pihak manajemen akan melakukan pendekatan-pendekatan untuk memimalisir gangguan,begitupun dengan persaingan usaha. ketiga, sistem sosial harus menjamin partisipasi setiap anggota dalam sistem.Begitu juga dalam industri sistem harus memberikan ruang bagi anggota untukmengaktualisasikan dirinya. keempat, kemunikasi yang memadai antara anggota dalam ruang industri. kelima, konsensus dalam kepercayaan, nilai-nilai dan ketentuan-ketentuan (Scneider,1986:3.).
a.       Masyarakat memiliki suatu kebutuhan yang paling mendasar, yaitu keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b.      Keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tersebut diwujudkan dalam bentuk berbagai usaha, untuk mencapai tujuan dan hal tersebut akan meningkatkan kompleksitas struktur masyarakat
c.       Struktur sosial dibedakan sesuai dengan fungsinya yang dibentuk oleh berbagai elemen yang berpindah-pindah untuk mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan-kelangsungan hidup.
(G. kartoesa, SH. 1985. Hal 17)


2.      Bagaimana yang diaksud pandangan Sosiologi Industri mengenai sistem produksi :

A.    Produksi primer
B.     Produksi GILDA
C.    Produksi putting out

Jawab :
a.       Produksi primer
Sistem produksi primer banyak terdapat pada masyarakat agraris, biasanya terdiri dari suatu keluarga luas yang terdiri dari generasi pertama sampai generasi berikutnya. Kedudukan mereka dalam pekerjaan ditentukan oleh pertalian darah. Pembagian kerja rendah, hanya berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hubungan mereka lebih bersifat sosial. Pekerjaan sistem produk ini sepenuhnya tergantung kepada kebaikan alam. Seluruh hasil produksi untuk kepentingan konsumsi, persediaan paceklik dan dibarter dengan kebutuhan yang tidak dapat diproduksi sendiri. Sistem produksi ini lebih ditunjukkan bagi ketercukupan sandang, pangan dan papan. Sistem ini sebagian tergantung pada pihak lain karena tanah yang dikerjakan bukan miliknya sendiri atau pertimbangan keamanan. (E-jurnal.H Purnomo. 2012. hlm.1-2)
b.      Produksi GILDA
Gilda berukuran lebih kecil dari sistem produksi primer, merupakan sarana pelarian bagi petani karena berbagai sebab. Pada prinsipnya petani datang ke gilda harus diterima dan biasanya sudah berbekal keterampilan. Gilda mempunyai dua tujuan utama yang sangat berlawanan dengan tujuan-tujuan sistem industri. Pertama, gilda berusaha memelihara persamaan hak, sekurang-kurangnya antar pemilik perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, gilda berusaha mencegah bertumbuhnya pemilik perusahaan yang terlalu kaya. Tujuan kedua sistem gilda adalah untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini,digunakan beberapa cara. Untuk menjaga agar perusahaan tetap berjalan,gilda-gilda memutuskan bahwa jam kerja harus berlangsung selama mungkin. Pekerjaan tidak dibagi-bagi di kalangan anggota gilda berdasarkan spesialisasi teknis. (Drs. J.L Ginting. 1986, Hal 35)
c.       Produksi Putting out
Jumlah saudagar kaya dan kuat menjadi semakin besar. Kekayaannya diperoleh dari perdagangan luar negeri, jarahan di negara koloni, memonopoli perdagangan, dan menghancurkan gilda yang terdapat di negara koloni. Dengan semakin besarnya pasar di luar negeri, gilda tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar sehingga pedagang memanfaatkan petani. Pada awalnya petani harus menyediakan alat dan modal sendiri, tetapi pada perkembangan berikutnya, alat, modal, dan pemasaran ditangani oleh pedagang. Sistem produksi putting-out runtuh karena sulitnya mengontrol ketepatan penyelesaian produksi, beragamnya waktu penyelesaian produksi, sukarnya mengontrol (pengawasan), serta sulitnya melakukan pembagian dan penggunaan mesin baru sehingga sulit menekan biaya produksi atau meningkatkan produksi. (Drs. J.L Ginting. 1986, Hal 41)
  
3.      Uraikan secara sistematis dalam pandangan :
A.    Pandangan sosiologi industry tentang pengertian buruh dan peranan buruh
B.     Kehidupan buruh berdasarkan jenis pekerjaaannya

Jawab :
a.)    - Pengertian Buruh
Buruh identik dengan kondisi ketidakadilan, kebobrokan dan kemeralatan. Istilah lain dari buruhyaitu karyawan, worker, laborer, dan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah manusia yang menggunakan tenaga atau kemampuannya untuk mendapat balasan berupa material (uang) maupun non material (jabatan,status,prestise) dari pemberi kerja atau majikan. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam UU No.13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 tentang Ketenagakerjaan. Karena itu, terdapat kecenderungan umum untuk mengganti istilah buruh dengan istilah pekerja (worker) untuk menyebut mereka yang bekerja di pabrik. Di Indonesia, mereka disebut sebagai karyawan. (Soekanto, 2009:212)

-          Peran Buruh
Peranan merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Pekerja pabrik pada masa revolusi industri bukan hanya terdiri dari pria usia kerja saja, tetapi juga mulai dari anak-anak, gadis sampai ibu-ibu yang sudah tua renta. Jika buruh sakit atau mendapat kecelakaan kerja pabrik tidak mau menanggung biayanya bahkan yang bersangkutan dipecat karena dianggaptidak mampu melaksanakan tugas dengan baik dan hati-hati. Pekerja dengan upah sangat minim dipaksa bekerja mati-matian, lembur terus-menerus tanpa jaminan, sedangkan pengusaha mendapat keuntungan sangat banyak. Kedudukan buruh saat ini cukup baik dan kuat karena dapat mempengaruhi aturan bahkan memaksa pengusaha dan penguasa.Karl Marx menganjurkan kepada kaum buruh yang sering disebut kaumproletar di seluruh dunia untuk bersatu dan secara aktif melawan eksploitasi kelas kapitalis yang selama ini menghisapnya. Robohnya kelas atas (kapitalis) merupakan pertanda munculnya suatu jenis masyarakat baru, yakni masyarakat sosialis atau komunis. (Soekanto, 2009 :213)


b.)   Kehidupan buruh berdasarkan jenis Pekerjaannya
Setiap pekerjaan pada prinsipnya terdiri dari satuan-satuan kegiatan yang berbeda, tergantung pada kondisi benda asal yang akan diubah. Setiap benda membutuhkan alat atau peralatan, yaitu sarana fisik yang dikembangkan dan dipakai manusia untuk membantu memudahkan pekerjaannya.
Dalam rutinitas  buruh di pabrik dapat dibedakan dengan jenis pekerjaan yaitu sulit, relatif mudah, dan relatif sangat mudah. Dengan menitik beratkan adanya teknologi berupa mesin di industri, merutinkan proses produksi sampai kepada tingkat maksimal. Buruh telah dikatakan di ubah menjadi automaton atau sebuah robot yang melaksanakan tugasnya dengan cara sama yang tidak pernah berubah.  Pabrik menempatkan mekanisme kerja sebagai cara yang menjamin tercapainya tujuan secara efektif dan efisien (Schneider,1986:192)
4.      Jelaskan mengenai kedudukan buruh di pabrik secara vertikal (stratifikasi sosial) dan secara horizontal (diferensiasi sosial) !

Jawab :
Pekerjaan adalah satuan kegiatan yang saling berhubungan untuk mengubah satu wujud benda ke wujud benda lainnya yang memiliki nilai pakai dan nilai tukar. Setiap pekerjaan pada prinsipnya terdiri dari satuan-satuan kegiatan yang berbeda, tergantung pada kondisi benda asal yang akan diubah. Buruh adalah pihak paling potensial mengalami kelelahan secara fisik yang dapat terlihat dari beberapa karakteristik, yaitu umumnya buruh bekerja sambil berdiri, mereka bekerja dengan banyak menggerakkan tangan dan kaki, beberapa di antaranya juga banyak menggunakan indra mata dan penciuman. Dari satu segi, pabrik dapat dipandang sebagai unit sosial. Karena itu, sebagaimana keluarga atau masyarakat, ia memiliki struktur sosial. Para anggotanya dapat dibedakan secara vertikal (stratifikasi) dan secara horizontal (diferensiasi). (Parker,1992. hlm 84)

a.    Stratifikasi (Vertikal)
Stratifikasi sosial masyarakat industri modern memiliki 2 bentuk yaitu kelas dan status.Kelas menunjukkan pembagian atas posisi ekonomi masyarakat, sedangkan status sosial menunjukkan tingkat posisi seseorang atau kelompok yang didasarkan beberapa faktor seperti perbedaan prestise, penghargaan atau kehormatan sosial yang diberikan kepada anggotanya.Dalam sebuah perusahaan sebuah hierarki kekuasaan pada hakikatnya bekaitan dengan tingkat status kekuasaan yang diwujdkan dalam struktur jabatan dengan perbedaan dalam kondisi kerja yang didapat dalam masing-masing tingkatan kerja, jabatan dalam industri adalah salah satu dasar status tertentu dalam komunitas. (Parker,1992. hlm 84-85)
Huaco (1970) berasumsi masyarakat industri yang memiliki sistem stratifikasi akan mendorong tejadinya persaingan untuk mendapatkan prestasi.Secara vertikal, pabrik terdiri dari tiga kelompok industrialis atau pengusaha pada puncak stratifikasi. Pengusaha dapat dibagi dalam subkelompok pemilik sekaligus pengusaha (manajemen) dan pemilik tanpa jabatan struktural dalam perusahaan.  Manajemen, pengendali utama kegiatan pabrik sehari-hari yang kekuasaannya bersumber pada profesional dan kepemilikan. Manajemen dapat dibagi dalam subkelompok manajemen puncak (top management), manajemen menengah (middle management), staf pendukung (supporting staff). (Parker,1992. hlm 85-86)
Buruh tidak memiliki modal, alat produksi, keterampilan otak yang memadai. Buruh dapat dikelompokkan dalam subkelompok manajemen tingkat pertama, kepala regu, buruh massal.Manajer lebih suka mengangkat mandor dari luar dengan pertimbangan memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengoperasikan dan atau mengawasi mesin dan pekerjaan pada umumnya, lebih mudah berkomunikasi dengan pihak manajer, dan lebih loyal kepada manajer. (Parker,1992. hlm 86-88)

b.   Diferensiasi (Horisontal)
Secara horizontal sebenarnya setiap buruh massal berada dalam kedudukan yang sama, hal yang membedakan adalah spesifikasi bidang tugas dan atau divisi asal buruh yang ada di pabrik. Ada beberapa pengecualian kecil, yaitu dalam beberapa kasus terjadi hubungan buruh yang bersifat silang. Selain pemimpin formal dalam pabrik, kadang-kadang ada pemimpin informal dan kadang-kadang ada juga peraturan nonformal yang disepakati bersama. Pelanggaran terhadap kesepakatan non-formal akan mendapat sanksi sosial dari para buruh. (Berg,Ivar. 1979. Hal 64-65)

   Bagaimanakah yang dimaksud pandangan sosiologi industri terhadap gerakan buruh dan serikat buruh (Trade Union) ? Berdasarkan kategorisasinya !

Jawab :
Menurut UU No. 21 Tahun 2000 Pasal 4 ayat 1, serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang didirikan oleh dari dan untuk pekerja di dalam atau di luar perusahaan, milik negara atau pribadi, yang bersifat tidak terikat, terbuka, independen dan demokratis dan dapat dipertanggungjawabkan untuk memperjuangkan, membela dan melindungi hak-hak dankepentinganpekerja, maupununtukmeningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.Serikat buruh merupakan asosiasi para buruh yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sosial buruh. Serikat buruh merupakan representasi dari masing-masing anggotanya untuk melakukan negosiasi dengan pengusaha terkait dengan semua aspek yang terkandung dalam kontrak kerja, persoalan upah dan kondisi kerja yang diinginkan para buruh umumnya, menuntut kontrak kerja yang tegas dan jelas.
Dalam teori  ‘’determinist’’ dan voluntaris’’ serikat buruh adalah perangkat perubahan sosial.Konsep ‘’determinist’’menyatakan kegiatan serikat buruh merupakan tanggapan terhadap masalah ekonomi, politik dan sosial diluar tubuh organisasi serikat buruh.Konsep ‘’voluntarist’’mengatakan sikap militan serikat buruh adalah faktor meningkatnya kesejahteraan ekonomi kaum buruh. (Sumber Parker,1992. hlm 194)
Menurut (Parker.1992. hal 194-195) Adapun kategorisasi serikat buruh di inggris membagi 5 tipe Trade Unions yaitu:
1.      General Union
Organisasi yang memiliki banyak anggota pada beberapa perusahaan industri dan merupakan bentuk gabungan beberapa serikat yang kecil-kecil.
2.      Single-Industry Unions
Para pekerja skill canderung mendominasi organisasi karena lebih terorganisir.
3.      Skilled Unions
Para anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki keterampilan tertentu.
4.      Craft Unions
Selain pekerja skill,pekeja semi skill masuk kedalam serikat.
5.      White-Collar Unions
Meliputi tenaga kerja klerk, supervisor, tenaga administrasi dan tenaga-tenaga teknisi.

DAFTAR PUSTAKA
Berg,Ivar. 1979. Industrial Sociology. Prentice –Hall, Inc.Englewood Cliffs,N.J.07632. hal 64-65
Drs. J.L Ginting, Sosiologi Industri Edisi Kedua : 1986, Hal 35
Drs. J.L Ginting, Sosiologi Industri Edisi Kedua : 1986, Hal 41
Hendra. 2012. Sosiologi Industri. Scribd Publising. Diakses 07 Mei 2012, dari Scribd Library. Halaman 1. Diakses 08 April 2016. Jam 15.00
Parker,1992. Sosiologi Industri .Jakarta .PT.RINEKA CIPTA.hlm 84-88
Parker,1992. Sosiologi Industri .Jakarta .PT.RINEKA CIPTA.hlm 194-196
Purnomo. H, July 2012, Produksi Masyarakat MadaniVolume 17, No. 3, hal 1-2. e-journal.upsgrsmg.ac.id., 10 July 2013. Diakses 07 April 2016. Jam 19.00
Republik Indonesia, 2000. Undang-undang serikat pekerja/serikat buruh, Jakarta: Sekretariat Negara. UU No. 21 Tahun 2000 Pasal 4 ayat 1
Schneider, Eugene V. 1986. Sosiologi industry. Jakarta : Aksara Persada Hal : 192 dan 7. Diterjemahkan oleh J.L. Ginting
Soerjono Soekanto; 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers Jakarta. Hal : 212-213

Tidak ada komentar:

Posting Komentar