SIAPAKAH
NEGARA TIMUR ?
Siapakah
Negara timur? Negara timur adalah Negara yang kaya dan kuat. Negara yang
mempunyai kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah, Negara yang mempunyai banyak
bahasa, budaya dan agama yang beragam. Negara yang kental terhadap agama, Gaya
hidup yang lebih sopan, solidaritas antar individu sangat kuat. Negara yang
sangat melindungi Hak Asasi Manusia, mementingkan kerohanian, pemikiran
prelogis, keramah tamahan dan gotong royong. Tetapi dengan adanya sebuah
perbedaan yang sangat beragam membuat antar Negara tidak bisa bersatu. Misalkan
Jika Negara islam bersatu pasti Negara timur akan maju, antar Negara adanya
kerja sama yang sangat erat untuk saling membantu. Untuk kemajuan dari sektor
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya. Meski proses tersebut lama untuk maju dan lama untuk di kenal
dengan siapakah Negara timur itu, setidaknya Negara timur ingin berubah lebih
maju agar tidak tertidas dan tidak di atur oleh Negara barat. Agar Negara timur
bisa mandiri, Negara timur diatur oleh Negara barat sehingga Negara timur sulit
untuk berkembang dari segi ilmu pengetahuan, teknologi maupun ekonomi.
OLEH
: Muhammad Handy Dwi wijaya
SIAPAKAH TIMUR?
Membicarakan dikotomi Barat dan Timur maka tidak akan lepas dari pemikiran
beberapa tokoh orientalis, salah satunya adalah Edward Said. Edward lahir dari merupakan
kelahiranya rus salam palestina. Orientalisme sendiri bila dipahami secara etimologi
adalah berarti “matahari terbit”, kemudian menjadi
ideologi yang menjadikan Barat sebagai pusat dalam relasinya dengan Timur. Hal
ini dilakukan untuk menciptakan mitosnya sendiri guna mengesahkan pendudukan negara-negara
yang disebut ‘orientalilme’ Menurut Edward Said, sejak zaman klasik, dunia Timur
memang sudah menjadi tempat yang penuh romansa, pemandangan yang eksotik,
kekayaan alam yang subur, dan tradisi yang mistik. Hal inilah yang kemudian mengundang
hasrat orang-orang Barat untuk mempelajari dunia Timur. Dalam perkembangannya, kajian tentang
ketimuran lalu berubah menjadi kolonialisasi dan hegemonisasi. Menurut Antonio
Gramsci, hegemoni beroperasi pada tataran kesadaran dan representasi. Dalam pandangan
Said, seperti yang dikutip Mulyadi J. Amalik (2001), Timur bukanlah kenyataan alam
yang asli. Seperti (istilah) Barat, Timur tidak ada dan tidak hadir begitu saja.
Dari observasinya, ia mengatakan bahwa sejarah dikonstruksi oleh tangan manusia
berdasarkan hal-hal yang telah diperbuatnya. Jika asumsi ini diterapkan dalam geografi,
kita bisa mengatakan bahwa Barat-Timur tersebut sengaja diciptakan manusia.
Gagasan mengenai betapa
lemahnya Timur dan dominanya Barat. Timur direpresentasikan dalam sifat-sifatnya
yang bodoh, despotik, statis, terbelakang, dan seterusnya. Pandangan semacam ini
sudah tertanam sejak lama yaitu dimasa penjajahan dulu. Pandangan ini sengaja dibuat
demikian sebagai alasan moral Barat menjajah Timur. Pengetahuan ini dianggap sebagai
suatu kebenaran. Konsekuensinya adalah ilmuwan dan rakyat Barat cenderung rasis,
imperialis dan juga etnosentrik. Mereka meninggikan etnis sendiri dan merendahkan
etnis lain (Timur). Pemikiran seperti ini memang sengaja dibentuk oleh mereka
yang mempunyai kekuatan (power) dalam ilmu pengetahuan untuk menegendalikan.
Mengutip Foucault dalam hal power dan bagaimana
cara kerjanya. Instrumen kunci dari power menurut Foucault adalah ”pengetahuan”.
Apa yang disebut ”Timur” sesunggunya hanya rekan Barat. Dengan menggambarkan
Timur sebagai bagian dunia yang lebih rendah, terbelakang, dani rasionalitas;
Barat mendapat ”landasan moral” untuk menentukan nasib Timur. Padahal
sesungguhnya timur pernah maju dan tidak buruk seperti yang disangkakan barat
sekarang, timur pernah menjadi pusat kajian dari ilmu pengetahuan ketika masa
kekhalifahan, orang-orang barat datang untuk mempelajari ilmu pengetahuan.
OLEH
: Rifqi Karim
SIAPAKAH TIMUR
Mengenai
tugas siapa timur ini saya memandang dalam hal ini timur yang dimaksut adalah
negara-neraga yang berada pada wilayah timur. Yang lebih menonjol pada
negara-negara asia timur, seperti Arab Saudi, Irak, Iran dan lain-lainnya.
Sering kali timur di pandang sebagai negara-negara Islam dan sebagai musuh dari
negara-negara barat, seperti negara Amerika atau negara adidaya, negara-negara
eropa seperti negara Inggris. Kenapa negara barat memandang negara timur
sebagai musuh, karena negara-negara barat ini mayoritas adalah negara dengan
basis orang non muslim.
Sebenarnya
timur juga di isi oleh negara-negara asia lain seperti, India, Cina, Korea,
Japan, Indonesia, Malasyia, Thailand dan lain-lain. Jadi sebetulnya musuh
negara barat bukanlah negara-negara islam yang ada di timur tengah namun juga
negara-negara yang ada dikawasan asia-asia. Kita bisa lihat negara Iran sebagai
negara yang berada di daerah timur tengah yang dulu di pandang sebagai negara
yang biasa kni menjelma sebagai salah satu yang ditakuti oleh negara barat
yaitu neraga Adidaya Amerika Serikat, negara Iran ini mempunyai persenjataan
bom nuklir yang siap diluncurkan ke Amerika. Kemudian Cina dan Korea selatan,
Japan yang sekarang menjadi negara
berbasis sebagai negara ekonomi yang mempunyai daya saing dengan negara-negara
barat.
Arab
Saudi sebagai negara timur tengah yang dulunya tidak di perhitungkan oleh
negara-negara barat kini sangat disegani, hal ini sebabkan oleh negara Arab ini
adalah penyuplai minyak-minyak bumi oleh negara barat atau negara Amerika. Jadi
Amerika ini sangat tergantung pada negara Arab Saudi ini ketika Amerika sedang
bermasalah pada negara Arab maka akan diperhentikan penyuplaian minyak bumi ke negara
Amerika.
Dengan
seiring berkembangnya negara-negara timur maka infrastruktur negara timur juga
mengalami pembangunan besar-besaran. Negara timur seperti Arab Saudi, Iran,
Korea, Cina sudah mulai menancapkan cakar-cakar kuasanya sebaga negara yang tidak
bisah dipandang remeh oleh negara barat. Salah satu kenapa negara timur tengah
dan juga asia yang terutama pada negara Cina, Korea, Japan. Ini dikarenakan
negara-negara ini meperkembangkan sumber daya manusia dan juga teknologi yang
maju, namun negara ini juga sangat memegang budaya lokal yang kuat atau
mengakar pada tiap individu-individu. Jadi ketika negara barat melakukan
pengaruh budayanya terhadap negara mereka mereka lebih memilah dan memilih
budaya yang cocok dengan karakter budaya mereka. Inilah yang menjadikan
negara-negara timur menjadi sebagai negara yang mempunyai pengaruh oleh dunia.
Menurut
saya inilah yang tidak dimiliki oleh negara tercinta Indonesia, indonesia yang
dulunya sebagai negara macan asia waktu pemerintahan presiden Soeharto, kini
menjadi negara yang memprihatinkan dimana nilai-nilai dan budaya lokal mulai
lintur oleh budaya-budaya barat yang mulai mendominasi kalangan mudah,
lunturnya ideologi pancasila sebagai ideologi tertinggi negara yang berbasis
negara kepuloan. Ini bisa kita lihat dalam realita sekarang, dulunya bergotong
royong sekarang menjadi individualisme, dulunya mau akan aurat yang tampak
sekarang melakukan seks bebas secara wajar. Inilah yang hars dirubah oleh
bangsa yang tercinta untuk menjadi negara yang diperhitungkan oleh dunia, kita
harus bisa meniru negara-negara Arab, Iran, Korea, Japan, Cina yang melakukan
perbaikan dalam segi sumber daya manusianya dan teknologi namun juga tetap
memegang ideologi bangsa dan budaya yang kuat. Jadi PR kedepan negara Indonesia
adalah bisa memilah dan memilih suatu budaya yang cocok dengan karakter
ideologi bangsa ini dan tidak berbudaya kebarat-baratan namun mempunyai
kualitas individu yang sebanding dengan negara-negara maju.
OLEH : Nuril
Fahmi
SIAPAKAH TIMUR?
Kalau
saya lebih melihatnya orientalism Barat kepada Indonesia. Indonesia juga masuk
dalam Timur, jadi saya akan lebih membahasnya daripada secara menyeluruh
mengenai pandangan orientalism Barat terhadap Timur. Cukup mewakilkan Indonesia
karena akan lebih tau karena sebagai warga negara Indonesia, ditambah lagi
Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat Islam terbesar di Dunia. Saya
melihat orientalism Barat terhadap Indonesia sebagai bentuk neokolonialisme
pada era modern atau globalisasi. Neokolonialisme itu merupakan bentuk penjajahan baru yang dapat berbentuk cara
atau stategi untuk mendominasi negara satu atas negara lainnya, cara tersebut
dapat berupa bantuan ekonomi agar membuat negara mengalami ketergantungan
dengan negara lain atau pun dapat berupa penyebaran pemahaman baru. Kembali
pada diri sendiri sebagai orang timur, sebenarnya memang kurang setuju apabila
barat lebih mengklaim dirinya sebagai penguasa yang memiliki keunggulan dalam
berbagai bidang, namun kita tidak dapat memungkiri hal itu karena kemajuan
teknologi yang lebih pesat terjadi pada dunia barat. Di sisi timurnya atau
Indonesia, kita tau bahwa Indonesia negara besar yang memiliki sumber daya alam
yang melimpah. Indonesia mayoritas Islam sebagai kekuatan ditambah dengan agama
lain yang menyertainya. Dunia bahkan sudah mengetahui Indonesia adalah negara
yang sangat menjunjung nasionalisme yang sangat tinggi, maka dari itu mereka
tidak melakukan penjajahan layaknya Belanda dan Jepang karena mereka melihat
kegagalan dua negara ini dalam mengkolonialisasi sebuah negara. Cara baru
penjajahan telah didapat oleh negara barat yakni melalui modernisasi dalam
globalisasi. Saya rasa melalui perubahan, modernisasi di era globalisasi ini
barat sukses menjalankan misinya memporak-porandakan pemahaman orientalism
melalui istilah neokolonialisme. Era sekarang kita tidak dapat emungkiri
ketergantungan kita terhadap barat, bisa dalam teknologi, ilmu pengetahuan dan
lain sebagainya. Model penjajahan inilah yang akan membalikkan kondisi
nasionalisme Indonesia melalui tingkat ketergantungan.
Cara
pandang orientalism barat terhadap Indonesia terlihat sebagai cara pandang
pemisahan dunia barat yang malu serta Indonesia yang lebih tradisonal dengan
indikator dunia ketiga yang masih membutuhkan barat dalam proses memajukannya.
Kemudian dari pemisahan tersebut terlihat bahwa ada penekanan unsur hirarkis
yang menegaskan derajat barat yang lebih tinggi ketimbang Indonesia. Cara era
globalisasi saat ini Indonesia dari kaca mata orientalism dapat dipahami
sebagai penyebaran pemahaman budaya secara global yang dimanaa penyebaran
pemahaman secara global tersebut bisa diartikan sebagai stretegi barat dalam
berurusan dengan Indonesia yang pada akhirnya strategi tersebut tidak lebih sebagai
proyek dominasi dalam bentuk neokolonialisme. Pemahaman tersebut dimasukkan
melalui teks-teks kajian akademis guna menegaskan dan menunjang proyek
neokolonialisme untuk mendominasi negara satu atas negara lainnya khususnya
Indonesia. Melalui analisis orientalsm mengenai peristiwa yang terjadi pada Mesir
dan Indonesia di era globalisasi sebenarnya terlihat sebagai proyek-proyek
khusus yang dapat membentuk pandangan dunia global yang meliputi penyebaran
pemahaman global sebagai proyek penaklukan dan dominasi serta menbentuk
kekuatan (hegemoni) yang dapat diterima
akal sehat oleh semua orang dan negara secara umum. Dari penjabaran sebelumnya
dapat ditarik dua poin penting yaitu pertama penyebaran paham kebebasan pada
era globalisasi di Indonesia oleh barat melalui tulisan akademisi dan kajian
terhadap Indonesia, jika dilihat dari kacamata orientalism telihat sebagai
proyek neokolonialism untuk membenarkan dan menegaskan bahwa gagasan barat
sebagai gagasan kolektif dan superioritas. Kedua proyek penyebaran pemahaman
melalui teks-teks akademisi dan media informasi seperti yang penulis jabarkan
sebelumnya terlihat sebgai strategi barat dalam berurusan dengan Indonesia yang
pada akhirnya strategi tersebut tidak lebih sebagai proyek dominasi dalam
bentuk neokolonialisme.
Barat
sebenarnya ketakutan akan kekuatan Islam, maka dari itu mereka melakukan
berbagai cara untuk memecah Islam dan membalikkan paradigma itu. Mereka
berusaha merusak citra pandangan islam terhadap dunia, bahwa islam itu teroris
, brutal dan sebagainya. Kembali lagi terhadap pandangan orientalism barat
terhadap timur khususnya Indonesia. Indonesia mengakui superioritas barat
sebagai kiblat modernitas dalam globalisasi. Tapi seiring perubahan yang telah
terjadi barat tidak mau mengakui bahwa timur sekarang telah bisa menyandingkan
kelasnya dengan barat bahkan lebih kuat dari barat. Barat hanya melihat kondisi
negara-negara timur saja yang mayoritas masuk dalam dunia tiga atau bisa
disebut dunia yang masih tertinggal kemajuannya dan mereka merasa timur butuh
campur tangan barat untuk memajukan masing-masing negara timur yang bergantung
pada negara barat.
OLEH : Hangga Bayu
Santoso
SIAPAKAH TIMUR?
Evaluasi
diri tentang bagaimana pandangan kita tehadap orang orientalis
Menurut
saya pandangan bangsa orientalis yang berpandangan bahwa islam merupakan agama
yang rendah, merupakan pandangan yang salah. Tetapi pendapat tersebut tidak
dapat disalahkan sepenuhnya karena setiap invidu atau bangsa tersebut bebas
berpendapat dan berargumen, secara keseluruhan bangsa orientalis berpendapat
bahwa islam itu agama yang rendah kareng bangsa orientalis mempelajari tentang
islam dan memiliki kesimpulan tersendiri tentang agama islam. Menurut saya
pendapat orang orientalis tersebut salah karena untuk dapat memahami Islam seseorang harus menjadi
Muslim dahulu, karena Islam sebagai agama juga terekspresi dalam bentuk budaya
dan bahasa.
Saat
islam berjaya pada abad ke-7 sampai saat ini, islam banyak melahirkan
tokoh-tokoh hebat yang yang tidak bisa diremehkan oleh kepercayaan lain,
contohnya saya tokoh sosiologi yang beragama islam ialah Al Farabi dan Ibnu
Khaldun. Mereka merupakan dua tokoh islam yang menyumbangkan
pemikiran-pemikiran dan berbagai teori disegala bidang ilmu yang masih akan digunakan
hingga kapanpun.
Pada
masa modernisasi saat ini, peradaban muslim juga semakin terlihat kepermukaan.
Umat muslim banyak yang telah menjadi tokoh hebat dunia dan ikut andil dalam
perkembangan modernisasi dunia. Melalui upaya yang melelahkan,
banyak dari mereka telah memberi kontribusi bermanfaat bagi pengetahuan kita
tanpa menyalahi subtansi keilmuan Muslim, Nabi, atau makna al-Qur’an.
Orang-orang semacam itu memandang Muslim sebagai masyarakat yang mempunyai
kebenaran tersendiri, tidak sebagai subyek tendensi pribadi dan kelompok atau
hanya sebagai obyek rasa ingin tahu. Akan tetapi, tidak menafikan juga adanya
banyak sarjana Barat non-Muslim yang memang dengan sengaja mendiskreditkan umat
Islam dikarenakan tendensi pribadi atau kelompoknya, yang tidak bisa dilepaskan
dari latar belakang ekonomis, politis, maupun kultural. Fenomena ini memberi
alasan kita untuk selalu bersikap kritis kepada kaum orientalis dan
karya-karyanya, yang secara tidak langsung kita masih dapat menfaatkannya untuk
dikaji lebih mendalam, salah satunya ialah pendekatan historis mereka kepada
masalah-masalah Islam. Dan yang lebih penting lagi ialah kesadaran mereka
tentang perlunya suatu ide atau doktrin.
Kesemuanya itu secara keseluruhan mungkin untuk membantah pendapat kaum orientalis
itu, tetapi secara lebih sejati mungkin justru akan menemukan
informasi-informasi yang memang kita perlukan dalam rangka memahami agama dan
budaya kita sendiri.
OLEH
: Fatma Hamdan Sari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar